Suing Temporer untuk Siung


Ini bukan Indrayanti yang banyak diobrolkan di warung jahe. Bukan pula, Parangtritis yang magis dengan hansipnya *piiip*. Lha terus apa ? Ya, Siung. Belum kah jelas yang ada di judul itu ?

Piknik pantai terakhir kali saya adalah ketika SMP. Oke benar sekali, itupun karena nganter rombongan dari luar Yogyakarta yang ingin menikmati keindahan parangtritis. Berangkatlah saya ke sana. Tiga tahun itu lama gak sih ? *ya kalik, lama lah, fir'aun bentar lagi bangun itu*. Fixed selama itu saya tidak pernah ke pantai everywhere and anywhere else

Sampai pada saatnya saya tergabung sebagai awak magang Badan Pers Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, yaitu Equilibrium. Sebagai awak magang kami diminta untuk mempersiapkan proyek magang. Salah satu dari itu adalah Upgrading Equilibrium. Intinya acara senang yang menyenangkan agar semangat kembali kenyang. 

Saya bingung. Kebayangkan betapa romantisnya saya ketika bingung. Dan akhirnya terpikir "Pantai Siung". Entah ada bakabon lewat atau bahkan hamtaro. Tapi saya terpikir itu sebagai tempatnya. Maklum, teman saya se-divisi Akomodasi dan transportasi bukan anak Jogja. Saya mau nggak mau harus menunjukkan kejantanan saya sebagai orang jogja. #AcemikLebayBanget

Barulah survey di internet kawiwitan alias dimulai. Banyak punya usul pantai macem-macem. Poinnya sih emang harus di pantai lokasinya. Dan akhirnya terpilih secara musyawarah, Siung. Tanpa berfikir itu ada di belahan dunia mana. Tapi terlihat itu yang paling feasible untuk dijadikan tempat upgrading

Eh, waktu itu cepat berlalu yak ! Walhasil kami harus melakukan survey langsung ke sana. Dan disinilah petualangan segelintir orang ini di mulai. 

Sabtu, 3 November 2012

"Kami Berikan Bukti, Bukan Sekedari Janji"
ini hasil perjalanan kami ke sana :j


Dilatari Pantai Siung yang Romantis di situ ada (kiri ke kanan) : Saya, Ridwan, Sita, Tika (paling depan), Ira (belakangnya tika), dan Mbak Dhian

Saya sungguh tidak bertanggung jawab memang. Sebagai akotrans hanya mampu menghubungi si Ridwan yang konfim bisa bawa mobil dan Adit&Putri belum pasti. Dari rumah ekspektasinya saya kira bakalan banyak yang dateng dan berramai naik motor ke sana karena gak bisa masuk mobil. Walhasil hanya segelintir inilah yang bisa ikut survey. Tapi alhamdulillah, bisa naik mobilnya ridwan jadi nggak capek deh *ya iyalah yang nyetir juga ridwan.

SMS Broadcast dari sang koordinator ulung upgrading EQ, Mbak Dhian "Besok kumpul @selasar FEB jam 7.00 WIB dan berangkat pukul 7.30 buat yang mau ikut survey". Tika, ukhti berkerudung ini menjadi orang pertama kumpul. Belum ada yang lainnya. Ya, hanya dia saja. Barulah setelah beberapa menit Sita --> saya  --> Mbak Dhian --> Ridwan --> Ira datang ~ i don't really remember that, but i think it is correct
Jalanan Padat Jogja-Wonosari menuju Pantai Siung

Berangkatlah kami sekitar pukul 8.00 WIB, karena Indonesia itu eksotis sehingga jam pun bisa bergerak romantis *mau bilang itu molor, tapi lumayan nggak molor banyak juga sih. Ketika kami berangkat kami tidak tahu arah jalan sama sekali untuk ke sana. Prinsipnya yang penting sampai Gunung Kidul dulu baru deh entar nanya sana-sini. 

Jangan dikira suasana di dalam mobil selama perjalanan ayem tentrem. Terjadi konflik struktural di sini ketika memilih lagu soundtrack perjalanan. Ketika saya ber-genre melayu alay sedangkan yang lainnya pop #ItupunKaloAndaPercaya. Mungkin, dari sekian banyak soundtrack diputar, yang paling loyal bertahan adalah lagunya peterpan ft. geisha - lupa judulnya, tapi masih inget mukanya Luna Maya kok #Ambigu.

Oiya jangan lupa rombongan Adit&Putri ikut juga di belakang rombongan kami ini. Mereka bersama dengan teman-temannya juga. 

Kami terhitung sudah bertanya kepada 3 penduduk lokal untuk bisa sampai ke sana. Alhamdulillah perjalanan selama 2,5 jam dapat dilalui dengan selamat. Captain Ridwan mampu membuat Tika melayang-layang, mabuk darat yang amat trenyuh dirasakannya. Sesekali sembuh ketika membicarakan "CHELSEA FC". Okelah, obrolan pun sering mengarah ke sana supaya dia sembuh. Dan beberapa kali juga berhenti di pemberhentian yang tidak oke. Tahu kan jalannya naik-turun kayak grafik. 

Inilah penampakan-penampakan dari Pantai Siung yang sangat oke ini. Medannya oke, terbayar dengan pemandangan yang oke. Benar-benar bisa membuat bibir suing temporer. Suing adalah bahasa jawa yang artinya bisu alias speechless melihat keindahan alam dari a great intelligent designer, Allah SWT.
Temen saya dari Belgia bilang itu kayak CupCake #Yakalik
Pantai Siung yang sungguh eksotis 
Ini Foto saya.wkwk 
Tampak usaha rumput laut di sana yang dilakukan oleh warga sekitar
Survey pun dengan syukur luar biasa alhamdulillah berjalan lancar. Semua sudah siap untuk menyambut hari-H. Saya pulang bersama rombongan mobilnya Adit&Putri. Ini supaya Tika nggak mabuk darat lagi. Saya dan rombongan pulang melalui jalur wonosari secara tidak sengaja. Jadi, agak lebih lama. Sampai-sampai mobil Ridwan bisa berhenti terlebih dahulu ke sebuah masjid untuk sitirahat. Namun demikian, kami tetap finish duluan soalnya pakai oli TopOne #Eh. Sungguh perjalanan menyenangkan dan acara Upgrading pun berjalan dengan lancar juga seminggu setelah ini. Bisa dicicipi buat yang belum pernah ke sini. 


INFO PENTING UNTUK TRAVELLER
  1. Ada saung representatif untuk mengadakan acara seharga 450rb semalam full service minus soundsystem. 
  2. Makanan perporsi bisa pesen di situ juga seharga 7rb/porsi lauk ayam yang disediakan secara prasmanan.
  3. Kalau dateng pas hujam atau agak sore gak ditarik uang retribusi masuk kawasan wisata yang sebesar 5rb. 
  4. Ada mie ayam seharga 5rb juga #MurahKan ?
  5. Jangan membayangkan banyak pelelangan ikan.
  6. Jangan berfikir akan bisa melihat sunset, di sini tertutup oleh tebing tinggi.
  7. Jalan yang cepat dilalui lewat Tepus arah ke Pantai Baron, bukan Wonosari dengan catatan jalan melalui Wonosari lebih gedhe dan halus sehalus sutra. 
  8. Mau bebakaran api unggun juga bisa, kayu beli di situ seharga 10rb. 
  9. Have fun lah di Siung ! Puaskanlah Wisata Anda di sini.






Comments

Popular Posts