Antara Aku dan Batikku
(Sumber : http://www.facebook.com/jogya) |
Itulah pandangan saya saat ini terhadap batik. Tentu ada cerita dan kisah yang mendorong munculnya pandangan itu, "Antara aku dan batikku".
Saya bisa dibilang sebagai orang yang sangat cuek dan apatis terhadap penampilan. Dalam tumpukan baju di almari kamar hanya baju terletak di paling atas/paling akhir diletakkan yang saya gunakan. Saya tidak peduli baju itu kemeja modern casual, kemeja batik, ataupun yang lainnya
Nggak tahu kenapa, sejak kecil suka iseng-iseng ikut lomba, seperti lomba seni atau mata pelajaran. Sekitar kelas 3 SD saya mulai rajin mengikuti beberapa event lokal. Hadiahnya mungkin tidak seberapa jika menang. Tetapi, satu hal yang saya senangi adalah mendapatkan baju batik seragam. Meskipun itu hanya batik seragam yang sangat tidak eksklusif, tetapi saya sangat senang karena paling tidak bisa mengisi baju yang ada di tumpukan almari saya.
Batik seragam yang dianggap inferior |
Di saat saya berkembang dewasa saya pun masih selalu penasaran untuk mencicipi lomba ini dan itu meski banyak yang gagal. Pada suatu ketika secara kebetulan saya mendapatkan kesempatan untuk berpresentasi di ajang International Exhibition For Young Inventors di Vietnam pada tahun 2010 di Vietnam. Saya masih berpedoman bahwa penampilan menjadi fokus yang perlu dicermati mengingat karakter saya yang cuek terhadap hal itu. Saya telah mempersiapkan kemeja rapi dengan jas untuk tampil. Akan tetapi, ketika di kamar penginapan justru saya biasa menggunakan kemeja-kemeja seragam batik tadi. Tiba-tiba ada seorang LO (Liaison Official) dari acara tersebut yang kagum dengan pakaian yang saya pakai. "Oww...what this cloth is called?It's amazing". Nah, kemudian dari kejadian itu saya berpikir bahwa ternyata batik yang menurut saya inferior, justru dipandang sebagai hal mewah oleh orang asing. Akhirnya, saya menggunakan batik ketika presentasi itu. Dan para hadirin mengapreasiasi presentasi dan penampilan saya waktu itu.
Liputan TV Lokal Vietnam |
Pada event-event penting selanjutnya pun saya sangat bangga dan percaya diri untuk mengenakan batik, bukan jas atau kemeja casual.
Ketika mengikuti Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) - LIPI tahun 2008 |
Memakai batik pada penganugerahan pemenang Infomatrix di Romania tahun 2011 |
Menggunakan batik pada saat berinteraksi dengan warga Pittsburgh, Amerika Serikat tahun 2011 |
Mengenakan batik dalam penganugerahan pemenang olimpiade penelitian tahun 2011 |
Apalagi sekarang ada website berbatik yang berkode URL www.berbatik.com, yaitu sebuah website yang menawarkan fasilitas belanja pakaian batik online. Saya pikir itulah respon dari diakuinya batik sebagai warisan budaya Indonesia oleh UNESCO. Sekarang, untuk mendapatkan baju, kaos, dan segala macam pakaian batik saya tidak harus pergi ke butik batik, toko batik, dan kedai lainnya dengan menghabiskan banyak waktu. Cukup menatap layar komputer sudah dapat bertransaksi secara online.
Screenshot interface website berbatik yang mudah digunakan dan kaya fitur |
Website berbatik pun menawarkan fitur-fitur menarik yang sangat mencengankan. Konsumen dapat melihat detail baju untuk melengkapi keingintahuannya terhadap barang yang akan dibeli. Kemudian pematokan harga yang sudah pasti dapat dijadikan sumber pembanding dan indikator harga standar batik. Selain itu, website tersebut dilengkapi dengan fitur untuk terhubung dengan jejaring sosial sehingga dapat dijadikan ajang promosi kepada rekan dan kerabat. Dan masih banyak fitur lainnya.
Website berbatik adalah suatu gebrakan yang memiliki banyak manfaat, yaitu :
1. Membuka wawasan tentang kreasi batik yang telah berkembang secara dinamis
2. Dapat diakses oleh pengguna internet seluruh dunia sehingga batik semakin dikenal
3. Menegaskan bahwa Indonesia lah yang menjadi pusat Batik, bukan Malaysia dan negara lainnya
4. Sesuai dengan lifestyle manusia modern yang hanya memiliki sedikit waktu untuk berbelanja
5. Menjadi standar penjualan dan daya saing produk
Memunculkan rasa bangga untuk menggunakan batik tidak lah mudah. Buktinya, batik pernah diklaim milik Malaysia ketika Batik masih tidak populer digunakan. Hanya kalangan tertentu saja yang getol memakainya. Barulah setelah diakui Batik Indonesia oleh UNESCO pemerintah menggembor-gemborkan untuk menggunakan batik. Terlepas dari klaim budaya, sebenarnya yang terpenting adalah bagaimana menghayati dan bangga terhadap karya asli Indonesia. Jangan sampai semuanya latah untuk menggunakan batik hanya karena memenuhi kehendak pemerintah alias APS (Asal Pemerintah Senang). Dan website berbatik adalah tindakan solutif untuk memecahkan masalah tersebut.
Hai salam kenal....
ReplyDeleteketemu blog kamu ini pas lagi mau vote blog teman di The Big Blog Exchange...dan suka sama isi dan layoutnya...so saya mau VOTE kamu juga ya....
Makasih buat link berbatiknya....saya juga cinta bangeth sama batik....
good luck :)