Tertarik dengan Kemenarikan Tarik Suara (?)

Rabu, 4 Juli 2012

Liburan yang panjang sangat memanjakan mata saya untuk menatap layar laplop. Maklum, pada hari-hari sekolah atau hari-hari genting kayak mau ujian, sudah dipastikan Ibu saya akan marah besar kalau saya dari pagi sampai pagi lagi terus-terusan ngenet. Keadaan yang sudah tanpa tendensi akhirnya memungkinkan hal tersebut terjadi meskipun, blurry eyes (kayak lagunya larc en ciel) sering saya alami.

Dari panjang lebar di atas, intinya terdapat pada aktivitas saya yang setiap hari memantau internet traffic baik di sosmed maupun web-web berita. Eh lhadalah, dengan penuh ketidaksengajaan menemukan sebuah link jadwal Jogja Japan Week. Pada himpit-himpitan jadwal tersebut saya menemukan lomba yang menyentil hati, yaitu lomba karaoke bahasa Jawa. Ngek ? Hari gini ada lomba karaoke bahasa Jawa. Langsung deh kebayang di pikiran saya, kategori lomba yang untuk umum pasti banyak yang ikut orangtua-orangtua sebagai peminat musik kayak begitu. Informasi saya simpan dan keep in mind tanggal pelaksanaan. Soalnya, masih ada selang waktu lama dari saat saya mengetahui infonya.



Seiring bergulirnya waktu, otak saya pun bergulir juga. Tanggal yang sudah saya patok, pada kenyataannya salah. Untung saja saya teringat dan langsung mengecek tanggal pelaksanaan di websitenya. Walhasil welcoming text yang kurang mengenakkan muncul, "Pendaftaran Lomba Telah Ditutup Hari ini". Namun, dengan mental bonek (bonceng nekat eh ?) langsung menelepon panitia dan masih bisa dibolehin ikut. Sik Asiiik...

Masalah yang sebenarnya belum dimulai, besok mau nyanyi apa dan gimana. Karena waktu dulu masih tinggal di Bantul demen banget tetangga nyetel Didi Kencot. Dan saya suka ndengerinnya. Akhirnya, saya milih yang judulnya "Tanjung Mas Ninggal Janji" sebuah lagu galau yang sendu syahdu. Oke, namanya juga lomba karaoke kan harus ada lagu yang untuk ngiringin tanpa ada vokalnya. Mulailah saya menjelajahi, mengacak adul, dan membedah mbah google. Namun, harus menerima hasil nihil, karena memang jarang lagu jawa kayak gitu yang karaoke version.

Belum surut semangat untuk mengonyolkan diri saya besok. Karaoke version gak dapet akhirnya bergelut dengan audio editing software. Software Garage Band sama Audition diulik terus, tetapi sejak sore saya mengulik tidak kunjung berhasil. Mood untuk berjuang ditolak, sosmed bertindak. Eh, di facebook malah ketemu anak eksis yang lulus dari teladan secara prematur (red : aksel), Vennia Hanung. Seseorang yang gila bermusik ria, gila Nyah Gaga, dan jadi gila tentunya kalo ngajari saya matematika. Well, otomatis saya tawarin lah si Veni Perry ini dengan lomba karaoke yang diadakan Jogja Japan Week. Dengan harapan akan ada pencerahan berkenaan dengan masalah yang saya hadapi. Ya, si Veni tertarik ikut lomba karaoke bahasa Jepang, walaupun sebelumnya ingin berduet dengan saya membawakan lagu "tragedi tali kot**g". Karena skill pas-pasan jadi saya belum comfort buat nyanyi duet. Plus, judul lagu itu hampir saja menjadi trending topic di twitter. Ya, tapi saya memahami filsafat lagu Jawa "Judule Elek, tapi Isine Apik - Judul (Luar)-nya jelek, tapi isi/dalemnya bagus" :o.

Kamis, 5 Juli 2012
Berbagai upaya dikerahkan, akhirnya waktu menunjukkan pukul 10.00 WIB dan iringan Didi Kencot - Tanjung Mas Ninggal Janji pun siap diputar. Adobe Audition menjadi klimaks atas permasalahan yang saya alami. Hanya dengan merubah stereo imagery --> center control mixer dan sedikit memberikan sentuhan amplify serta equalizer. Satu ilmu saya dapat, jadi besok lagi kalo mau karokean cukup duduk gembira di kursi dan mengedit lagu, langsung bisa berkara-oke ria karo-aku.

Tibalah saatnya, berangkat dari rumah pukul 14.00 WIB. Di sana sudah ramai para peserta lomba karaoke bahasa Jawa. Bapak dan ibu terlihat disudut sana mengenakan pakaian Jawa lengkap. Sesekali memanaskan suaranya dengan dalih "check sound". Hati mulai meredup, sendirian di tengah karamaian. Saya menunggu si Veny Perry dan Mas Rifqi yang berujar ingin berangkat dan menonton perform saya. Eh, negosiasi belum selesai hp saya sudah tewas. Derita pun bertambah, yaitu "Do Nothing" dan semacam pingin ngapain gitu tapi ga ada yang bisa buat ngapa-ngapain semacam hp. Oke, saya hanya duduk diam menanti setiap peserta tampil. Kebetulan pula, saya mendapat nomer undian terakhir. Sesekali saya menengok ke belakang, apakah masih ada harapan menunggu si Veny. Hari kunjung sore, peserta sudah merangkak ke nomer besar, dan MC telah tak se-Jegger pembukaan tadi.

Sedang duduk terbengong menonton peserta yang tampil, kemudian veny perry dan mas-mas (terlihat seperti pacarnya ?!) datang menyambangi saya. Bukan dari belakang ternyata (lhah tadi ngapain nengok-nengok belakang?), mereka muncul dari depan. Tidak lama kemudian saya tampil diundang maju ke atas pentas. Dan parahnya itu bersamaan ketika Menteri Pendidikan dan Teknologi Jepang datang. Semakin mlempem semangat saya. Oke, akhirnya tampil juga. Kalo pendapat dewan juri sih "cukup". Paling tidak nggak ngisin-ngisini. Eh, kembali ke tempat duduk tadi (mas-masnya udah ilang, lhoh ?) langsung si Veny bilang, "Untung mau ra ono sing cedhak aku karo nakoni kae sing maju sopo, mesti wes ra tak akon i kowe, be - untung tadi ga ada yang deket aku dan tanya itu yang maju siapa, pasti aku njawabnya kamu bukan temenku". Saking karena niatnya berkonyol-konyolan jadi majunya sungguh all-out gitu, meski sempet lupa lirik juga. Karena belum sholat ashar, kami pun sholat dahulu setelah itu. Berselang sebentar, tibalah saatnya pengumuman. Dan Alhamdulillah untuk niat berkonyol-konyol ria ini dapet juara 3.

Acara sudah selesai, Mas Rifqi pun belum kunjung datang meski acara sudah selesai. Kami pun lanjut makan-makan ala kadarnya dan sedikit ngobrol renyah. Membatin kalo venia dateng pasti sama mas-mas gonta-ganti, eh ternyata tak terlepas dari umur yang masih di bawah 17 Tahun (yang masih perlu pengawasan, takut kena razia anak di bawah umur) dan kebetulan pas ketemu (agak gak jelas ini, udah dua kali dua acara bareng venia, mesti venia ketemu kakak kelas kuliahnya). Dan tiba-tiba Mas Rifqi datang, kami lanjut makan-makan dan sholat Maghrib sambil sedikit berkelakar diselanya. Kemudian, kami pun pulang.

Minggu, 8 Juli 2012

Ibu saya sedang pergi ke Banjarmasin ketika saya mengikuti lomba ini. Sesampainya di rumah saya kabari saya ikut lomba karaoke dan mendengar hasil racikan lagu dengan nge-patch lagunya didi kempot, ibu saya tertawa terbahak-bahak. Mungkin tidak membayangkan bagaimana parahnya saya tampil. Berikut link hasil racikan saya http://www.4shared.com/mp3/KzK99h_N/didikemprol_-_tanjung_mas_nfai.html.  Maklum, proyek WTS ini adalah proyek yang sebenarnya bukan bidang saya. Kami pun malam harinya menghadiri penutupan Jogja Japan Week dan mengambil hadiahnya.


Sungguh pengalaman yang sangat konyol, namun menyenangkan sekali. Terimakasih Vennia Hanung dan Rifqi Nur Pratama telah mewarnai cerita konyol ini. Dan juga Jogja Japan Week adalah acara yang sangat menarik untuk diadakan. Dengan harapan tahun depan lebih meriah dan super jegger. 




Comments

Popular Posts