Sampah : Sebuah Cerita tentang Kegagalan

Kegagalan adalah momok terbesar dalam hidup kita. Itupun kalo anda normal dan masih punya mimpi yang tinggi. Keberhasilan adalah keinginan setiap insan manusia. Itupun juga kalo anda normal dan punya passion hidup. Yaps, kegagalan dan keberhasilan adalah langit dan bumi yang benar-benar beda cara menyikapinya. Seseorang dapat berubah hanya dengan kegagalan dan hanya dengan keberhasilan. 

Tetapi, penulis di sini berbicara tentang kegagalan. Entah ada tembok apa yang menjadi penghalang atas semua hal yang sedang diupayakan. Inspirasiku yang dulu rasanya hilang di sini. Ilmuku bukan membuatku semakin percaya diri dalam menulis tetapi tidak ada berubah rasanya dengan yang dulu. Malah semakin tumpul idenya. Berbagai kompetisi aku jajaki di dunia kuliah ini. Bukan untuk apa-apa, melainkan hanya untuk merasakan heat of competition. Hanya kompetisi yang pernah menyulapku jadi terlihat seperti ilmuwan. Hanya kompetisi yang bisa mengubahku menjadi bukan aku seperti keseharianku. Itulah karena atmosfir panas. Namun, harapan besarku di kuliah belum kunjung tercapai. 

Jelas aku tidak menyerah. Mungkin aku butuh berlari mengejar ketertinggalanku. Meski bukan atlet olahraga, tetapi aku ingin membesarkan nyaliku dan hatiku terlebih dulu. Di SMP dan SMA aku bukanlah orang yang finish lari lebih dari 5 besar *semoga tidak salah hoho*. Semoga aku bisa juga sprint dalam menggapai mimpi-mimpiku. 

Sampah. Mungkin tak ubahnya sampah, seorang mahasiswa tanpa karya. Seorang akuntansiawan mahasiswa FEB tetapi alergi dengan akuntansi keuangan. Sayang, aku bukanlah sampah yang tidak bisa diolah. Aku bersama orang-orang hebat dan kreatif di sini. Aku yakin bisa menjadi sampah yang bermanfaat. Bahkan, membuat lupa bahwa dulu aku adalah sampah. Semoga ... dan harus. Kegagalan adalah medium usaha dalam menghabiskan residunya menuju sukse. Sure, i can !

Comments

Popular Posts