Butuh Berhenti dan Merenung

Rintik hujan jogja membalut sendu malam ini. Tidak ada agenda penting malam ini. Hidup ku terasa lebih luang akhir-akhir ini. Ingin rasanya untuk sejenak mengabaikan mimpi-mimpi dan ambisiku. Dan mungkin ini adalah realisasinya. Lelah sekali. Bombongan semangat yang coba ku hadirkan rasanya sudah tak berarti lagi. Hari ini dan malam ini aku hanya ingin merenung.

Aku pernah berikrar dalam diriku sendiri. Ya, aku memang tidak suka menuliskan ambisi-ambisi atau mimpi-mimpi ku. Tidak pula kuberitahukan kepada siapapun tentang itu semua. Tetapi, dalam benakku aku memiliki piala-piala yang ingin kurebut. Aku harus bisa merebutnya. Tentu, di jenjang sekolahku yang baru ini.

"Ikhsan Brilianto, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, jurusan Akuntansi" dua tahun lalu gengsi ini menghujam dalam jiwaku. Alhamdulillah, syukur Alhamdulillah. Allah SWT. memberikanku, bahkan selalu memberikanku dan menganugerahi  kemudahan dalam proses seleksi masuk ke sekolah yang baru. Aku suka kata "manuver". Nah, itulah yang saya sebut kekuatan dari-Nya yang bisa menggerakkan ku bermanuver.

Namun, kredo itu sudah ku anggap biasa saja sekarang. Hingga dua tahun kuliah ini, aku belum menemukan passion dan gereget untuk bangga menyambut masa depan "Sang Calon Akuntan". Kuliah ku anggap sambi lalu saja. Sisi-sisi kritisku belum muncul. Kadang aku lebih suka edit-edit web atau membuat desain-desain. Meskipun ini, juga bukan bidangku. Sesekali juga kepikiran untuk membuat alat-alat teknik. Tetapi, segera kulupakan ide-ide itu. Karena harus tunduk pada keadaan besok aku akan menjadi seorang "Akuntan atau ekonom".

Belum ada prestasi yang dibanggakan sampai sekarang. Sungguh iri yang membakar semangat jika melihat teman-teman seperjuangan yang sudah cinta sekali dengan bidangnya dan melanglangbuana dengan kesukaannya. I can't reveal my passion. Mungkin, dalam bidang ekonomi sudah sedikit-sedikit. Tetapi untuk akuntansi belum sama sekali.

Aku rindu dengan semangatku yang dulu. Penuh keterbatasan, baik waktu dan fasilitas tetapi aku bisa mendapatkan kepuasan dalam berkarya dan bekerja. Sementara, sekarang, hampir semuanya ada. Tetapi, aku tidak bisa berbuat lebih selain bermalas-malasan. Sungguh, aku rindu dengan diriku yang dulu sungguh.

Yah, masa lalu biarlah masa lalu. Tidak. Hanya masalah waktu, aku yakin ini hanya masalah waktu. Aku harus rajin merealisasikan mimpi-mimpiku. Mengembalikan kebiasaan-kebiasaan baikku masa lalu. Mengangkat optimisme-optimismeku dan istiqomah ku. Aku yakin aku bisa. Aku tidak akan mengecewakan orang yang telah mengamanahiku. Bismillah, No Pain No Gain. "Februari, Berprestasi!"

Comments

Popular Posts