Jailbreak Kesuksesan Ala Mahasiswa Modern

Header Lomba Blog ECC-FT UGM 2013
 
Mahasiswa adalah fase penting dalam menentukan kesuksesan hidup di masa depan. Sebentar, itu baru definisi idealnya. Untuk definisi yang banyak dianut di Indonesia sih mahasiswa adalah masa yang menyenangkan dimana kita dapat bebas menggali seluruh minat kita. Bolos kuliah untuk ikut berwirausaha ? Bukan masalah kayaknya. Dan sesantai itulah definisi mahasiswa yang banyak dipegang banyak mahasiswa di Indonesia.

Hal ini dikarenakan pada fase seumuran mahasiswa telah tumbuh jiwa-jiwa untuk berkuasa menentukan masa depannya. Jatidiri telah mulai tampak pada dirinya. Sehingga, muncul banyak karakter mahasiswa yang berkarakter unik. Ia pun punya alasan masing-masing untuk mempertahankan pedoman hidupnya. 

Sukses ? Ya, semua karakter mahasiswa itu menginginkan sebuah kesuksesan. Sukses memberi manfaat bagi lingkungan sekitar dan juga negerinya. Sekali lagi, itu idealnya. Tetapi, sukses di mata kebanyakan mahasiswa adalah kehidupan mapan dengan harta yang kecukupan. Melihat pejabat teras pemerintahan kayaknya sudah termasuk golongan orang sukses. 
Berhenti sejenak untuk memahami ulasan tersebut. Ada dua kondisi yang dari tadi disandingkan. Sadarkah jika dari ulasan tersebut, maka mahasiswa Indonesia adalah golongan mahasiswa pragmatis. Mengapa ? Tentu karena paham yang dianut bukan paham yang ideal. Lebih kepada posisi tengah-tengah yang tidak begitu rigid, atau mungkin lebih cocok jika dalam istilah fashion adalah casual. Maka di sinilah proses menyintas karakter mahasiswa dimulai, yaitu antara idealis dan pragmatis. Berarti pragmatis buruk ya ? Stop, mari kita kupas secara diplomatis.
Mengupas Sikap Idealis dan Pragmatis
(sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Anies_Baswedan)
Tahu Anies Baswedan ? Begini, sedikit sharing tentang pengalaman beliau semasa berkuliah di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB)- UGM sebagai kakak tingkat penulis di FEB-UGM. Anies Baswedan dikenal mahasiswa yang tidak bisa diam. Gerakan perubahan dan organisasi digencarkan sana-sini semasa kuliah sehingga tumbuh dalam diri Baswedan muda skill kepemimpinan. Secara pribadi ketika lulus Anies Baswedan dianggap matang untuk bisa menjadi dosen dan beliaupun ingin menjadi dosen. Namun, semuanya sirna ketika ada salah satu syarat yang tidak terpenuhi, yaitu indeks prestasi kumulatifnya. Tak tinggal diam, beliau pun lantas melanjutkan studi S2-nya di luar negeri. Semakin matanglah beliau dan ketika balik ke Indonesia, dengan penuh harap FEB bisa memiliki dosen seperti beliau. Tetapi, beliau lebih memilih menjadi rektor Universitas Paramadina, Jakarta. Dan sekarang beliau pun semakin tersohor sebagai figur pemimpin masa depan. 

Dari uraian panjang lebar tersebut, hanya satu tujuan, yaitu untuk menjelaskan posisi sikap idealis dan pragmatis. Idealnya Anies Baswedan harus belajar tekun agar indeks prestasinya memenuhi syarat. Tetapi, jika sikap pragmatisnya tidak dikembangkan, maka tidak akan ada Anies Baswedan seperti yang sekarang. Idealis adalah suatu jiwa yang membuat pemiliknya harus selalu melakukan segala yang ideal sesuai dengan pikiran dan cara pandangnya. Memang, idealis bersikap memiliki angan-angan tinggi untuk diwujudkan. Terlihat mulia, bukan?
Bayangkan saja jika Anda sebagai atlet pemanah, apakah teori fisika berlaku dan Anda terapkan untuk hal tersebut ? Sama sekali tidak, bahkan jika iya pun membuat repot. Keterampilan dan latihan Anda lebih menonjol diperlukan untuk bisa melesatkan panah. Namun, meski pada praktiknya tidak diperlukan, tetapi teori tersebut diperlukan untuk pengembangan alat, inovasi, dan lain sebagainya. 

Sedangkan, pragmatis adalah bersifat praktis, berguna bagi umum, mengutamakan segi kepraktisan dan kegunaan (kemanfaatan) meski kadang berbenturan dengan aturan yang ada (www.artikata.com). Banyak mahasiswa yang terkadang membolos kuliah untuk berwirausaha, berdagang, ataupun kegiatan di luar kuliah yang menunjang masa depannya.

Sekarang, sudah menjadi tidak abu-abu lagi mengenai definisi pragmatis dan idealis. Dalam konteks mahasiswa di Indonesia, maka jelas bahwa pragmatis tidak selamanya burung. Pragmatis yang ditakar secara pas dengan idealis tentu menghasilkan perpaduan kesuksesan yang sempurna. Akan tetapi, satu hal yang perlu digarisbawahi, pragmatis  yang masih ideal adalah tidak lantas mengabaikan lingkungan sekitar. Pragmatis boleh, tetapi harus tetap peka terhadap kejadian yang ada di sekitar. 

Tetapi, nyatanya kebanyakan mahasiswa Indonesia tak memiliki gebrakan, cenderung malas, dan kurang bergairah ? Bahkan, sekali bergairah malah membuat kekacauan, seperti tawuran, demo anarkhis, dan tindakan nyleneh lainnya. Ya, memang sangat disayangkan bahwa citra mahasiswa telah dicoreng dengan tindakan segelintir oknum mahasiswa yang melakukan hal-hal seperti itu. Padahal banyak mahasiswa yang berdedikasi untuk berprestasi. Tidak bisa karena beberapa kasus yang panas dibincangkan di televisi membuat citra mahasiswa buruk, seperti malas, tidak terlihat, dan tidak sebergairah dahulu. 

Marilah melihat prestasi anak negeri ini yang akan melunturkan pesimisme terhadap mahasiswa. Dari bidang wirausaha, mahasiswa mulai mengibarkan bendera. Salah satunya, usaha cokrotelacake yang saat ini terkenal di Yogyakarta digawangi oleh mahasiswa yang masih muda. Kemudian, distro-distro di Yogyakarta, sebutlah sippirili monster, nimco, anybeary, dan lain sebagainya semuanya digawangi oleh mahasiswa. Selain itu, tak ketinggalan pada bidang prestasi, sebut saja prestasi pembuatan mobil formula bimasakti yang telah menggondol berbagai kejuaraan tingkat internasional. Dan tentu masih banyak yang lainnya.

Resep Jailbreak Kesuksesan

Istilah jailbreak mulai banyak dikenal saat ini, yaitu proses untuk mengakali agar iPhone bisa mendownload di appstore secara gratis. Dibutuhkan ilmu ? Tentu sangat dibutuhkan. Akan tetapi, itu juga menyalahi hak cipta, bukan ? Sebenarnya, dalam idealnya tidak boleh dilakukan. Namun, semuanya punya porsi masing-masing sehingga perusahaan pun tak rugi atas perbuatan tersebut. Begitu pulalah, men-jailbreak kesuksesan di masa mendatang.

Dua Resep jailbreak tersebut adalah

1. Memanfaatkan Teknologi secara Bijak

"Cobaan terberat, sekaligus anugerah terhebat" mungkin hal tersebut yang mampu mengisahkan betapa teknologi telah menyulap dunia, sekaligus menantang. Pasti para mahasiswa sering mengalami betapa kuatnya magnet untuk tidak melepas gadget-nya demi memantengi status facebook atau twitter. Hal itu membuat pekerjaan tertunda dan malas untuk beranjak bekerja.

Akan tetapi, jika diresapi kembali, maka teknologi telah memberikan segalanya. Internet memberikan kemudahan untuk berkomunikasi lintas batas dan secara tidak terbatas pula memberikan kemudahan untuk mengenal cakrawala dunia. Tugas makalah yang dulunya harus diselesaikan dengan membaca buku hingga gelap mata, sekarang tinggal copy-paste dari internet. Dengan teknologi mampu men-jailbreak kesuksesan meskipun melampaui ideal proses yang seharusnya dilakukan.


2. Kembali pada Filsafat

Teknologi adalah kekuatan yang besar untuk men-jailbreak kesuksesan. Akan tetapi, agar memiliki benteng diri dari pengaruh negatif ada baiknya jika kembali berkaca pada filsafat baik agama maupun secara umum yang ada di Indonesia.

Sebagai contoh, filosofi “Joged Mataram” yang cocok untuk ditanamkan dalam pribadi mahasiswa modern, yaitu:
a.       Sewiji               : sewiji berarti apabila seseorang mumpunyai cita-cita,  maka konsentrasi harus diarahkan ke tujuan itu atau orang harus selalu ingan pada Yang Maha Kuasa
b.       Greged             : greged berarti dinamik dan semangatnya harus diarahkan ke tujuan ini melalui saluran-saluran yang wajar atau bahwa seluruh aktivitas dan gairahnya harus disalurkan melalui jalan Allah.
c.       Sengguh           : sengguh berarti percaya penuh pada kemampuan pribadinya untuk dapat mencapai tujuannya atau harus merasa bangga ditakdirkan sebagai makhluk yang terhormat.
d.       Ora Mingkuh : ora mingkuh berarti bahwa meskipun dalam perjalanan menuju ke tujuan akan menghadapi halangan-halangan tetap tidak akan mundur setapak pun atau meskipun mengalami banyak kesukaran-kesukaran di dalam hidupnya, namun harus selalu percaya pada Yang Maha Adil.

Titian Refleksi 

Pragmatis atau idealis ? Tak penting mana yang diutamakan, tetapi kombinasi apiknya akan membuat kesuksesan yang ciamik. Baiknya adalah pragmatis-idealis ataupun idealis-pragmatis. Dengan mindset seperti ini, maka tak perlu lagi takut akan termarginalkan dalam mencari pekerjaan. Jika kualitas dari diri kita yang dibangun, maka tentu justru orang yang membutuhkan pekerja lah yang mencari kita. Lagi pula ada lembaga ECC UGM yang memberikan informasi lengkap tentang pencarian pekerjaan. Anies Baswedan telah membuktikannya dan beliau berpesan bahwa "IPK Tingi hanya akan mengantarkan Anda pada tahap wawancara, tetapi kepemimpinan akan menentukan Anda diterima". Sehingga, tinggal dipilih ingin tetap merayap dengan idealis sempit atau men-jailbreak-an dengan teknologi yang ampuh.

(sumber : http://www.ecc.ft.ugm.ac.id)

Referensi :


Hisbaron.1992. Mengenal Seniman Tari dan Karawitan.Yogyakarta:Jarahnitra


http://www.artikata.com/arti-345830-pragmatis.html
http://www.ecc.ft.ugm.ac.id/index.php?r=mahasiswa/idealis




Comments

  1. calon pemenang nih... bagus tulisane, yang lain rada2 maksa masukin ECC ke tulisan...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts